Sunday, August 16, 2015

Buat L.Ch & A.B




darahku mengalir hangat lagi setelah puluhan jam sendi sendi tulangku beku
kurang gerak


badanku panas lagi
setelah nasi sepiring
sambel kecap dan telur goreng tandas bersama tegukan air
dari bibir gelas keramik yang kau ulurkan dengan senyum manismu


kebisuan berhari-hari kita pecahkan pagi itu dengan salam tangan pertanyaan

dan kabar-kabar hangat

pagi itu
budimu menjadi api


tapi aku harus pergi lagi mungkin tahun depan atau entah kapan
akan kuketuk lagi


daun pintumu bukan sebagai buron'

Puisi Wiji Thukul